ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS (ABK)
Oleh : Bambang Sujatmiko - Failitator Kecamatan Poncol
Rendahnya tingkat kesehatan dan pendidikan pada rumah tangga
miskin merupakan tantangan utama yang harus dihadapi dalam rangka
penanggulangan kemiskinan. Masih tingginya angka mortalitas balita serta
rendahnya tingkat penyelesaian pendidikan dasar dan menengah pertama anak-anak
dalam rumah tangga miskin, merupakan isu-isu strategis yang sangat berpotensi
menghambat upaya peningkatan kesehatan dan pendidikan , terutama kepada
anak-anak generasi mendatang yang hidup dalam setiap rumah tangga miskin, upaya
untuk mengurangi angka kemiskinan akan sulit dilakukan.
Ditinjau dari sisi kebutuhan masyarakat serta pelayanan
pendidikan dan kesehatan di Indonesia, ada beberapa masalah yang perlu menjadi
perhatian. Ketidaktahuan maupaun kepeduliaan rumah tangga miskin terhadap
pentingnya menjaga kesehatan dan mengenyam pendidikan, membiayai perawatan dan
menyekolahkan anggota keluarganya, serta menjaga keberlanjutan perawatan
kesehatan dan pendidikan. Dari sisi pelayanan bentuk layanan kesehatan yang
cukup tinggi terutama bagi keluarga miskin, lokasi layanan kesehatan yang
terlalu jauh dari tempat tinggal keluarga miskin, waktu layanan yang kurang
sesuai dengan pola aktivitas keluarga miskin merupaka permasalahan-permasalahan
yang perlu segera ada upaya untuk mengatasinya agar sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Untuk tahun 2013 PNPM Generasi Sehat dan Cerdas (PNPM-Gsc) lebih
difokuskan untuk Penanganan Anak berkebutuhan khusus (ABK) seperti penanganan
hydrocephalus, cacat fisik, hyperaktif. Secara umum penanganan ini menjadi
perhatian khusus terhadap program tahun kedepan. Dengan adanya identifikasi ABK
ternyata dikecamatan Poncol masih banyak terdapat kejadian ABK yang harus ada
penanganan khusus. Sehingga untuk proses perencanaan melalui FGD dan Musdus. Kegiatan ini masuk menjadi prioritas kegiatan
yang akan didanai. Beberapa contoh kegiatan untuk ABK adalah pembelian kursi
roda beserta biaya konseling pada dinas layanan, untuk anak hyperaktif dan IQ
rendah dengan didatangkan guru konseling.
Masyarakat perlu menyadari bahwa bantuan sepatu, seragam,
yang tiap tahun diberikan kepada siswa miskin perlu dikurangi. Sehingga alokasi
dana akan difokuskan untuk penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar