Selasa, 14 Mei 2013

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)



ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
Oleh : Bambang Sujatmiko - Failitator Kecamatan Poncol

Rendahnya tingkat kesehatan dan pendidikan pada rumah tangga miskin merupakan tantangan utama yang harus dihadapi dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Masih tingginya angka mortalitas balita serta rendahnya tingkat penyelesaian pendidikan dasar dan menengah pertama anak-anak dalam rumah tangga miskin, merupakan isu-isu strategis yang sangat berpotensi menghambat upaya peningkatan kesehatan dan pendidikan , terutama kepada anak-anak generasi mendatang yang hidup dalam setiap rumah tangga miskin, upaya untuk mengurangi angka kemiskinan akan sulit dilakukan.


Ditinjau dari sisi kebutuhan masyarakat serta pelayanan pendidikan dan kesehatan di Indonesia, ada beberapa masalah yang perlu menjadi perhatian. Ketidaktahuan maupaun kepeduliaan rumah tangga miskin terhadap pentingnya menjaga kesehatan dan mengenyam pendidikan, membiayai perawatan dan menyekolahkan anggota keluarganya, serta menjaga keberlanjutan perawatan kesehatan dan pendidikan. Dari sisi pelayanan bentuk layanan kesehatan yang cukup tinggi terutama bagi keluarga miskin, lokasi layanan kesehatan yang terlalu jauh dari tempat tinggal keluarga miskin, waktu layanan yang kurang sesuai dengan pola aktivitas keluarga miskin merupaka permasalahan-permasalahan yang perlu segera ada upaya untuk mengatasinya agar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat  itu sendiri.

Untuk tahun 2013 PNPM Generasi Sehat dan Cerdas (PNPM-Gsc) lebih difokuskan untuk Penanganan Anak berkebutuhan khusus (ABK) seperti penanganan hydrocephalus, cacat fisik, hyperaktif. Secara umum penanganan ini menjadi perhatian khusus terhadap program tahun kedepan. Dengan adanya identifikasi ABK ternyata dikecamatan Poncol masih banyak terdapat kejadian ABK yang harus ada penanganan khusus. Sehingga untuk proses perencanaan melalui FGD dan Musdus.  Kegiatan ini masuk menjadi prioritas kegiatan yang akan didanai. Beberapa contoh kegiatan untuk ABK adalah pembelian kursi roda beserta biaya konseling pada dinas layanan, untuk anak hyperaktif dan IQ rendah dengan didatangkan guru konseling.

Masyarakat perlu menyadari bahwa bantuan sepatu, seragam, yang tiap tahun diberikan kepada siswa miskin perlu dikurangi. Sehingga alokasi dana akan difokuskan untuk penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Tidak ada komentar: